Ada Apa di "Jakarta Architecture Triennale"?

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah sukses menggelar Jakarta Architecture Triennale (JAT) pada tahun 2006 dan 2009, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta kembali menggelar acara tiga tahunan itu pada tahun 2012. Kali ini, panitia secara khusus telah menyiapkan rangkaian acara dan tema baru untuk JAT 2012.

"JAT ini adalah sebuah rangkaian atau festival arsitektur yang cukup besar di Jakarta. Diselenggarakan dua minggu berturut-turut, acaranya mulai dari seminar, ekskursi, workshop, dan lain-lain. Termasuk acara malam ini," kata Ketua IAI Jakarta Her Pramtama, terkait JAT 2012, Sabtu (20/10/2012) malam, di The Energy Building, SCBD, Jakarta.

"Malam ini kita rangkai juga dengan Malam Penganugerahan atau Awarding Night untuk pengumuman pemenang IAI Jakarta Award. Momen kedua ini ajang penghargaan yang tertinggi di bidang arsitektur, yang diberikan oleh asosiasi setiap tiga tahun sekali," sambung Her.

JAT 2012 telah berlangsung sejak tanggal 13 Oktober 2012. Rencananya, acara yang mengusung tema Architects for People: Towards Jakarta 2045 ini akan diadakan sampai 28 Oktober mendatang. Beberapa rangkaian kegiatan, antara lain, Open Jakarta, Bike for Jakarta, Open Studio, kuliah umum, workshop, pemutaran film, serta pameran karya arsitektur Internasional.

Adapun, pameran tersebut menghadirkan 100 karya arsitek yang berasal dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Jakarta Nomination Award 03, ARCASIA (Architects Regional Council Asia) Awards 2011-2012, Nominasi Sayembara Visioning Jakarta 2045, Paviliun Desainer, Pameran Universitas, serta Pameran Fotografi Arsitektur.

Menurut Ketua JAT 2012 Abimantra Pradhana, kegiatan kuliah umum akan mendatangkan pembicara dari dalam dan luar negeri. Masing-masing pembicara memiliki karya-karya arsitektur yang sangat baik. Selain para pembicara, peserta pameran juga akan menampilkan karya terbaik mereka yang memiliki dampak positif terhadap lingkungan sekitar. Rentetan kegiatan JAT 2012 tersebut, secara umum mempunyai misi mendorong partisipasi para stakeholder dengan tujuan memberikan kontribusi positif terhadap ruang publik dan arsitektur kota. Hal ini merupakan reaksi atas "kebangkitan konstruksi" di tahun 2012.

"Banyak target-target yang mulai bermunculan, tumbuh berkembang, dan kami sebagai asosiasi profesi perlu sedikit mengingatkan bahwa fenomena pertumbuhan ekonomi ini jangan sampai nanti akhirnya menghasilkan karya-karya arsitektur hanya kebutuhan semata," ujar Her.

Her juga menginginkan agar arsitektur, baik karya maupun visinya dapat menjadi perbincangan positif di masyarakat. Ketika arsitektur menjadi sorotan, menurutnya, karya-karya arsitektur akan memberikan kontribusi besar bagi negara dan masyarakat.