Perancis Dirundung Duka

Written By Unknown on Selasa, 09 April 2013 | 09.37

JAKARTA, KOMPAS.com - "Nestapa" seolah tak mau beranjak dari bumi Perancis. Saat negara-negara Eropa lainnya berjuang memulihkan perekonomian, khususnya sektor properti, pusat mode dunia ini justru makin terpuruk. Pasar perumahan tak bergairah. Ditandai dengan makin turunnya harga rumah, berkurangnya permintaan, dan sepinya permintaan. Akibatnya, harga terus tertekan dan diproyeksikan akan terus berlangsung hingga beberapa tahun mendatang.

Cermati saja data The National Institure for Statistical and Economic Studies (INSEE) yang dikutip www.globalpropertyguide.com baru-baru ini. Harga rumah di kota-kota metropolitan turun 1,63 persen pada kuartal ketiga 2012 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan lebih besar, yakni 3,12 persen, jika harga rumah tersebut dikaitkan dengan tingkat inflasi.

Di Ile-de-France, misalnya. Menurut Kamar Dagang setempat, harga rata-rata apartemen di wilayah terkaya dan terpadat di Perancis ini,  terkoreksi 0,5 persen menjadi 5.510 Euro per meter persegi atau senilai Rp 69,8 juta. Sementara di Paris, drop 0,96 persen menjadi rata-rata 8.270 Euro per meter persegi atau setara Rp 104,7 juta.

Jatuhnya harga apartemen juga terjadi di daerah Petite Couronne. Harga rata-rata menjadi 4.420 Euro per meter persegi atau turun 0,5 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya. Stabilitas justru terjadi di daerah Grand Couronne. Di sini harga jual apartemen tidak mengalami perubahan, berada pada kisaran 3.130 Euro per meter persegi (Rp 39,6 juta).

Secara umum, kondisi aktual ini jelas bertolak belakang dengan kondisi satu dekade lalu. Selama booming perumahan kurun 1997-2007, harga hunian "negeri romantis" ini melonjak 150 persen. Namun, sejak 2008, pasar perumahan mulai melemah. Ini mengakibatkan tertekannya harga jual.

Krisis global merupakan biang keladi yang menyebabkan pasar perumahan menjadi tidak menarik untuk investasi dan dijauhi dewi keberuntungan. Perancis merupakan salah satu negara yang paling parah terkena dampaknya. Ditandai dengananjloknya harga sekitar 3,28 persen pada 2008 dan terus menurun hingga 4,07%. Pasar bangkit kembali dua tahun kemudian, dengan peningkatan sebesar 7,57 persen. Namun, ini tak berlangsung lama, sebab kenaikan harga hanya sampai pada level maksimal 3,66% pada 2011, terutama dipicu oleh krisis utang zona Eropa.

Selain bermasalah dengan harga, permintaan juga berkurang. Pada bulan Januari 2013, jumlah penjualan rumah di Paris anjlok signifikan sebesar 44% dari periode yang sama tahun lalu. Demikian pula penjualan rumah di Petite Couronne, Grande Couronne dan Ile-de-France, semua terjun bebas antara 25-30% selama periode yang sama.

Bagaimana dengan tahun ini? Kuartal pertama 2013 mewarisi kinerja negatif pada 2012. Jumlah rumah terjual turun 11,9% menjadi 709.000 unit. Kegiatan konstruksi juga berkurang dramatis. Jumlah rumah terbangun "melandai" 7,3% menjadi 495.496 unit. Demikian pula jumlah rumah yang masih dalam tahap konstruksi, menjadi 346.463 unit. Berkurang 17,8% dari tahun sebelumnya. "Duka" diperkirakan masih akan menyelimuti Perancis. Harga tetap tertekan, karena kondisi ekonomi kian memburuk. Betapa tidak, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan bergerak hanya 0,1%. Jauh lebih buruk dibanding tahun 2010 dan 2011 yang mencapai i 1,7%.


Anda sedang membaca artikel tentang

Perancis Dirundung Duka

Dengan url

http://propertielit.blogspot.com/2013/04/perancis-dirundung-duka.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Perancis Dirundung Duka

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Perancis Dirundung Duka

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger