Upah Buruh Bersertifikat Dibayar Lebih Tinggi

Written By Unknown on Selasa, 07 Mei 2013 | 09.37

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertanyaan mendasar yang kerap mengemuka setiap awal bulan Mei adalah kapan upah buruh dinaikkan? Dalam struktur kalimat ini, posisi buruh adalah sebagai obyek. Sama halnya ketika para petinggi Negeri dan mungkin juga pengguna jasa mereka tengah berunding bagaimana sebaiknya mengatur besaran upah mereka. Tetap saja buruh menjadi obyek.

Ada 12 modul yang harus mereka pelajari sebelum "sah" mendapatkan sertifikat keahlian dan keterampilan. Modul 1 berupa pengenalan produk, hingga modul terakhir yakni estimasi konsumsi produk dan biaya pemasangan.

-- Suwarso

Beberapa perusahaan yang bergerak di sektor jasa konstruksi atau pun properti justru menawarkan sebuah solusi. Mereka melakukan inisiasi membantu buruh untuk bisa "menukar" posisi tawarnya menjadi subyek. Agar kelak, tidak ada lagi deretan nominal tak masuk akal yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa rata-rata upah buruh seluruh industri tercatat Rp 1.550.700.

Beberapa dari sedikit perusahaan yang perduli dalam meningkatkan posisi tawar, khususnya buruh bangunan sesuai konsentrasi industri yang mereka garap, adalah PT Petrojaya Boral Plasterboard, Holcim Indonesia, PT BlueScope Lysaght Indonesia dan PT Knauf Gypsum Indonesia. Mereka mengadakan pelatihan dan pendidikan guna meningkatkan keahlian dan keterampilan para buruh melalui sekolah-sekolah yang dananya dialokasikan secara khusus itu.

Bukan tanpa alasan, pelaku industri tersebut mengakomodasi upaya peningkatan kualitas buruh bangunan. Pertama adalah karena bentuk tanggung jawab sosial, kedua kepentingan agar produk mereka diimplementasikan dengan benar, ketiga terkait UU No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. Dalam pasal 9 ayat 4 sudah diatur mengenai keharusan untuk mempekerjakan tukang yang betul-betul ahli. Lengkapnya begini, "Bahwa tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan keteknikan yang bekerja pada pelaksana konstruksi harus memiliki sertifikat keterampilan dan keahlian kerja."

Menurut System Development Supervisor PT Petrojaya Boral Plasterboard Suwarso, pihaknya sudah sejak 1998 membantu buruh bangunan meningkatkan keterampilan mereka melalui sebuah "akademi" bertajuk Jayaboard Training Center. Di akademi ini, Jayaboard mendidik para buruh melalui serangkaian modul pelatihan. 

"Ada 12 modul yang harus mereka pelajari sebelum "sah" mendapatkan sertifikat keahlian dan keterampilan. Modul 1 berupa pengenalan produk, modul 2 standar pemasangan produk hingga seterusnya modul terakhir yakni estimasi konsumsi produk hingga biaya pemasangan. Di sekolah kami, buruh hanya mempelajari teori sebesar 20 persen. Sisanya adalah praktik di lapangan," ujar Suwarso kepada KOMPAS.com di Jakarta, Senin (6/5/2013).

Jika buruh tersebut dapat melalui 12 modul, maka ia berhak atas sertifikat sebagai buruh yang memiliki keterampilan mumpuni. Selain itu mereka juga bisa langsung terjun sebagai aplikator, atau mengimplementasikan ilmunya di proyek-proyek konstruksi dan properti. Asal tahu saja, buruh yang telah menggenggam sertifikat ini dihargai jasanya oleh "user"-nya jauh lebih tinggi ketimbang buruh biasa. User ini bisa berasal dari perusahaan distribusi produk material yang bersangkutan, kontraktor atau developer.

Harga pasaran jasa buruh bangunan bersertifikat bisa 25% lebih tinggi. Misalnya, jika buruh biasa dibayar secara harian hanya Rp 75.000-100.000, maka buruh bersertifikat bisa mengantongi Rp 100.000 atau Rp 125.000 per hari. Jelas, nominal ini jauh lebih tinggi dibanding upah buruh industri yang sehari hanya dibayar sekitar Rp 66 ribu itu!


Anda sedang membaca artikel tentang

Upah Buruh Bersertifikat Dibayar Lebih Tinggi

Dengan url

http://propertielit.blogspot.com/2013/05/upah-buruh-bersertifikat-dibayar-lebih.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Upah Buruh Bersertifikat Dibayar Lebih Tinggi

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Upah Buruh Bersertifikat Dibayar Lebih Tinggi

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger